Dari saya

Terima kasih bagi netter yang telah ke blog saya, dan menyediakan sedikit waktunya untuk membaca buah pikiran saya. Saya sangat senang jika apa yang saya pikirkan mendapat respon positif ataupun negatif. Dan saya dapat dihubungi di 08127627068. Salam mari berbagi kedamaian. M.Rawa El Amady

Rabu, 06 Agustus 2008

Rakyat Bisa Melawan !

Disadari atau tidak, secara terus menerus rakyat atau orang perorangan selalu melakukan perlawanan terhadap otoritas yang menguasainya. James Scott (2000) Lila Abu-Lughod (1986) Peluso (2006) , Ong (1987) dan Luqman Sutrino (2000) telah membuktikan perlawanan rakyat secara tidak terorganisir. Scott pada penelitiannya di satu desa di Malaysia secara jelas mepaparkan bagaimana perlawanan tanpa bentuk dilakukan oleh petani miskin terhadap tuan tanah di Malaysia yang diekspresi melalui kerja seenaknya, mengelabui, taat yang dibuat-buat, mencuri kecil-kecilan, pura-pura bodoh, memfitnah, membakar rumah, menyabot tanah dan menuding toke yang pelit. Begitu juga terhadap program bantuan pemerintah dengan menjual bantuan dari pemerintah atau sengaja membuatnya macet. Abu Lughod menunjukan bahwa perempuan Mesir melakukan perlawanan sehari-hari untuk menghindari kontrol dari keluarga dan lingkungannya. Kaum perempuan menghindar dan melakukan aksi tersembunyi melalui puisi yang bernada sindirian dan menjalin kerjasa sama dengan sesama perempuan Sedangkan Ong menemukan bentuk perlawanan yang dilakukan perempuan pekerja pabrik di Pantai Selangor. Perempuan pekerja pabrik yang berada dibawah kekuasaan keluarga, pemilik pabrik, mandor, target produksi, di lawan dengan berlama-lama di toilet, berlama-lama sembahyang, merusak alat produksi, dan apabila memuncak mereka melampiaskan dengan melihat hantu lalu kemasukan. Walaupun resikonya mereka akan diberhentikan dari pabrik tersebut Studi Sosiologi Sejarah yang dilakukan Nancy (2006) tentang perhutanan di Jawa menunjukkan bahwa pola-pola perlawanan masyarakat pinggir hutan jati. Mulai dari mencuri hutan, mengeroyok rimbawan, perempuan yang telanjang mencuri jati di sungai, dan gerakan kaum Samin yang tidur diatas tanah yang sedang diukur, berbicara dalam teka-teki dan menolak mengikuti ritual desa. Begitu juga untuk kasus perkebunana tebu di Jawa, Strutisno mengemukan bahwa pembakaran kebun tebu terjadi terus setiap tahunnya, yang kemudian diidetifikasi sebagai perlawanan pemilik tanah atas pengambilan secara paksa tanahnya oleh pengusaha kebun tebu tersebut. Secara kasat mata di era Pilkada (pemilihan kepala daerah) sekarang ini, tingginya tingkat golput, dan menangnya calon-calon kecil yang tidak popular bisa dinterpretasikan sebagai perlawanan rakyat terhadap rezim. Dengan demikian istilah rakyat kecil tidak berdaya dan tidak akan mampu melawan penguasa yang kuat sebenarnya secara tidak disadar sudah tidak berlaku sejak lama. Temuan diatas mengajarkan kita bahwa memahami konflik tidak lagi sebatas pertentangan secara frontal antara dua atau lebih kekuatan secara langsung. Perlawanan bisa dilakukan oleh siapa saja dengan bermacam-macam bentuk, baik secara simbolik maupun menghindar dan tidak terorganisir. Ini berarti perlawanan yang dilakukan oleh rakyat bisa dilakukan pada pemerintahan yang sangat kuat sekalipun. Begitu juga, kekuaan tidak lagi dipahami dimiliki oleh seseorang atau sekolompok orang saja atau penguasa saja tetapi kekuasaan itu menyebar ada pada setiap orang. Karena kekuasaan itu menyebar dan ada pada setiap orang, seseorang secara pribadi akan memperkuat kekuasaannya dan tidak akan pernah membiarkan orang lain mengambil kekuasaan yang sudah dimilikinya. Penyebaran kekuasaan dan penyebaran perlawanan berada pada paradigma konstruktivisme yang menjadikan manusia sebagai subjek dari kebudayaan. Manusia sebagai subjek relevan dengan pemikiran kekuasaan yang terpencar yang ada pada setiap manusia atau manusia sebagai subjek kekuasaan. Karena manusia sebagai subjek kekuasaan tersebutlah, maka setiap manusia akan melakukan perlawanan terhadap kekuasaan lain, tidak mesti berhadapan langsung. Bahkan kalau kekuasaan bisa dijatuhkan dengan gosip, fitnah, dongeng mengapa harus menguras enerji melakukan konflik secara terbuka. Melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan dua hal, pertama, rakyat secara pribadi harus menyadari bahwa dia mempunya kekuasaan penuh atas dirinya. Kesadaran akan kekuasaan tersebut akan memberi kekuatan dalam kehidupan bermayarakat dan bernegara. Jika keadaran kesadaran tersebut dimiliki, maka langkah yang perlu dilakukan rakyat secara pribadi adalah tidak membiarkan orang lain menguasai dirinya. Jika dirinya secara pribadi sudah dibawah kekuasaan orang lain, rebut kembali kekuasaan itu secara kebudayaan bukan dengan kekerasan. Bahkan dalam agama Islam menyebutkan selemah-lemah iman adalah dengan melawan dari dalam hati, misalnya dengan menghindar. Kedua, bagi rezim yang berkuasa, baik itu ketua Rt, Lurah, Bupati, Gubernur dan Presiden atau bahkan preman sekalipun perlu menyadari bahwa kekuasaan yang tidak terorganisir tersebut bisa lebih berbahaya daripada kekuasaan yang diorganisir yang melakukan konflik terbuka. Perlawanan secara diam-diam ternyata mengakibatkan kerugian yang lebih besar tanpa disadari. Oleh sebab itu, sudah selayaknya bersikap bijak karena kekuasaan sebenaranya ada pada semua orang. Sekian. M. RAWA EL AMADY

Tidak ada komentar:

Siapa yang anda pilih jadi Presiden?

Me

Me
Foto Terbaru

Cinta ku

Cinta ku

depan rumah

depan rumah
me n wife

Ayahanda

Ayahanda
Ayah ku yang berjasa

Klub Anak2

Klub Anak2
Di Rumah ku ada klub anak-anak lingkungan yang berlatih breakdance

Latihan Silat Juga

Latihan Silat Juga
Juga pernah saya mendatangkan guru untuk anak-anak yang mau main silat

Sekolah Gratis

Sekolah Gratis
Perpisahan dengan yang taman sambil rekreasi

Sedang belajar

Sedang belajar
Anak sedang belajar di ruangan tengah rumah ku

Perpustkaan

Perpustkaan
Di rumahku juga disedikan perpustakaan bagia siapa aja yang hobbi membaca

diskusi

diskusi
di rumah juga sering mengadakan diskusi gitu loh

Di Kuansing

Di Kuansing
Lagi Monev di Kuansing bersama Tim

Bersama Kepala Suku

Bersama Kepala Suku
Prof Aliamanda Su